Letting Go 101

Tulisan ini disari dari obrolan di WA Group. Sebenarnya tulisan ini harusnya sudah rampung lebih awal. Kejadiannya sendiri sekitar bulan October tahun 2020, tapi tertunda karena kesibukan kerja, juga karena banyaknya bahan, dan mendalamnya bahasan. Istilah 101 seharusnya hanyalah ‘pengantar’ dari ‘letting go‘ atau ‘melepas’, namun tak terhindari menjadi topik yang ‘serius’. Letting Go menjadi ‘mantra’ yang mengandung makna dalam. Upaya ‘melepas‘ adalah suatu perjalanan batin – sesuatu yang mengalir. Dengan demikian pengertian ‘melepas‘ pun mungkin tergantung pada keberadaan seseorang di ruas perjalanan tersebut. Letting Go pula lah yang dipilih sebagai nama domain blog pribadi ini saat dimulai di pertengahan tahun 2018.

Ide membuat WA Group ini bergulir sejak kunjungan teman-teman Indonesia ke acara Kathina. Kathina adalah perayaan berakhirnya masa retret 3 bulanan (vassa) para bhikkhu sejak jaman Sang Buddha. Masa ini bertepatan pada musim hujan (di India) dimana banyak binatang kecil berkeliaran di hutan. Untuk menghindari terinjak-injaknya binatang ini, para bhikkhu mengurangi kegiatan keluar dan menggunakan kesempatan secara khusus melatih diri. Kami berkesempatan mengunjungi kuti bhikkhu Ananda (kuti adalah sebutan untuk pondok para bhikku) di Bodhinyana Monastery, dan diskusi/konsultasi kecil tentang meditasi dengan bhikkhu Ananda. https://letting-go.blog/2021/01/02/hut-warming-di-biara-hutan-bodhinyana/

Yang ikut dalam group WA ini pun terdiri dari berbagai latar Belakang, termasuk lintas agama, dan kita sebagian besar tidak saling kenal. Setelah beberapa waktu, group WA ini dinonaktifkan setelah diyakini materi yang diberikan untuk dasar-dasar meditasi dirasa cukup. Sebagian materi cukup sederhana sebagiannya lagi sangat dalam yang akan membantu pemahaman tentang meditasi dan menginspirasi seseorang terus berlatih.

Beberapa hari terakhir ini, bhante Ananda mengindikasikan akan mengaktifkannya kembali.

Tidak semua bahan bisa saya rangkum karena cukup banyak, dan terakhir data di Whatsapp Group terhapus saat mengganti gadget. Saya memutuskan untuk menayangkannya apa yang sudah terangkum aja.

— 0 —

“Intinya if there is joy then meditation happens by itself” —– intinya jika ada kegembiraan hati maka meditasi akan terjadi dengan sendirinya.

“The joy is what allow the mind to the truth it has been avoiding for aeons. kalau rumit, just put it aside! Hihi” —– kegembiraan hati adalah apa yang membuat pikiran (melihat) kebenaran yang selalu dihindari selama ini. Kalau ini rumit jangan dihiraukan! Haha…

Demikian beberapa potong obrolan berbahasa campuran antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di Whatapps group. Kami beruntung Bhikkhu Ananda bersedia meluangkan waktu memberi pengarahan untuk latihan meditasi lewat chatting di WA group, yang dia namakan ‘Letting Go 101’, semacam dasar-dasar latihan melepas (letting go). Pelepasan ini diyakini kunci utama meditasi.

Bhikkhu Ananda adalah seorang biarawan buddhis muda berusia sekitar 37 tahun yang melatih diri di Bodhinyana Monastery, Serpentine. Meski cukup lancar berbahasa Indonesia, bhante Ananda lebih nyaman menyampaikan obrolan dalam bahasa Inggris karena memang sudah tinggal di California, Amerika Serikat sejak usia awal remaja. Datang ke Bodhinyana di tahun 2017 untuk mengikuti pelatihan meditasi dan meneruskan menjadi anagarika (pelayan bhikkhu) selama 1 tahun sebelum ditahbiskan sebagai samanera (bhikkhu dalam masa latihan) di bulan April 2018 dan kemudian ditahbiskan sebagai bhikkhu oleh Ajahn Brahm di bulan Juni 2019. Saya berkesempatan menghadiri kedua penahbisan tersebut.

“Oh no there are 44 people now in the group! Well i better stop being males now😝 Its awfully nice being at bodhinyana monastery, mirip alam dewa de…” —– Wah sudah 44 orang yang bergabung di group! Sebaiknya saya tidak bermalas-malas sekarang. Terlalu menyenangkan tinggal di biara Bodhinyana sih, mirip alam dewa..”, candanya (untuk yang terakhir… boleh jadi bukan candaan)

Okay welcome to letting go 101 semuanya. I know most of you guys are very busy so will keep my sharings very short with plenty of bad jokes and videos of ajahn brahm’s ceramah in between. So just chillax and let me do the work of brainwashing okay?“—– Baiklah selamat datang semua di Letting Go 101. Saya tahu kalian semua sangat sibuk, jadi (saya) akan membagikan banyak lelucon konyol dan video ceramah dari Ajahn Brahm. Jadi santai saja dan biarkan saya mencuci otak kalian ya?”

“I will cover three themes in a month so about one lesson per week so plenty of time for questions and answers. By the end hopefully each one of you will know how to let go, what to let go of and most importantly, the answer to WHY you should let go”. —– Saya akan memaparkan tiga tema dalam satu bulan, jadi sekitar satu bahasan per minggu. Jadi banyak waktu untuk tanya jawab. Saya berharap setiap dari kalian akan tahu bagaimana melepas, apa yang dilepas dan yang paling utama MENGAPA harus melepas.

Okay let’s start a bad joke by my teacher ajahn brahm. Ready folks? I am!! —– Baiklah mari kita mulai dengan lelucon konyol dari guru saya Ajahn Brahm.

— 0 —

A Buddhist phones the monastery and asks the monk, “Can you come to do a blessing for my new house?” —– seorang Buddhis menelpon biara dan tertanya kepada biarawan, “Bisakah anda datang untuk memberkati rumah baru saya?”

The monk replies “Sorry, I’m busy.” —– biarawan itu menjawab “Maaf, saya sibuk”

“What are you doing? Can I help?”—– “Apa yang anda kerjakan? Bisa saya bantu?”

“I’m doing nothing.” replied the monk. “Doing nothing is a monk’s core business and you can’t help me with that.” —– “Saya mengerjakan tak satu apapun, jawab biarawan itu. “Mengerjakan tak satu apapun adalah kerjaan utama seorang biarawan dan anda tidak bisa membantu saya untuk itu.”

So the next day the Buddhist phones again, “Can you please come to my house for a blessing?” —– Keesokan harinya umat Buddha tersebut menelpon lagi, “Bisakah anda datang ke rumah saya untuk pemberkatan?”

“Sorry,” said the monk, “I’m busy.” —– “Maaf,” kata biarawan tersebut. “Saya sibuk”

“What are you doing?” —– “Apa yang anda kerjakan?”

“I’m doing nothing,” replied the monk. —– “Saya mengerjakan tak satu apapun'”, jawab bhikku itu.

“But that was what you were doing yesterday!” said the Buddhist. –—- Tapi bukankan kemarin anda juga mengerjakan itu!”

“Correct”, replied the monk, “I’m not finished yet!” – “Benar”, jawab biarawan itu, “Saya belum selesai mengerjakannya!”

Catatan: “doing nothing” secara harfiah berarti tidak mengerjakan apa-apa, namun diterjemahkan sebagai ‘mengerjakan tak satu apapun’ dalam cerita di atas karena lebih cocok untuk konteks cerita.

— 0 —

Saya berkesempatan ngobrol khusus dengan bhante Ananda suatu hari di Bodhinyana Monastery di Serpentine. Bhante Ananda menyampaikan bahwa kunci dari kedalaman meditasi adalah joy (kegembiraan), contentment (rasa kecukupan) dan letting go / renounce (pelepasan). Kegembiraan bisa dari perbuatan sederhana yang kita lakukan hari itu yang kita yakini baik, misalnya berdana/memberi kepada sesama atau orang-orang yang kita hormati atas dasar kewelas-asihan. Suasana ‘gembira’ saat telah melakukan perbuatan baik dapat membantu meditasi yang lebih dalam.

Juga, kegembiraan pada saat kita merasa bahagia telah berprilaku baik atau berbudi (melaksanakan Sila). Bagi yang belum tahu, dalam tradisi Buddhis ada 5 (Panca Sila) prilaku berbudi paling dasar yang umum diikrarkan seseorang, yaitu melatih diri untuk tidak melakukan pembunuhan mahluk hidup, tidak mengambil barang yang tidak diberikan (tidak mencuri), tidak berkata dusta atau menghasut, tidak melakukan perbuatan asusila (sexual misconduct), tidak mengkonsumsi makanan/minuman yang memabukkan (mengurangi kesadaran). Sebagian ada yang mengambil sila tambahan (8 sila atau 10 sila) pada hari-hari tertentu.

Ajahn Brahm sering sekali menekankan bahwa prilaku berbudi ini menjadi salah satu landasan utama bagi kedalaman meditasi. Bahkan kalau saya pahami dengan benar, tidak ada kemajuan yang berarti dalam meditasi tanpa didasari oleh prilaku berbudi ini. Meditasi adalah melihat ke dalam. Kita tidak akan bisa membohongi diri sendiri

Bagi saya sendiri, mendengar dhamma talk dari Ajahn Brahm dan dari guru-guru lain sangat membantu menumbuhkan rasa gembira yang menginspirasi dan biasanya memudahkan pengheningan batin.

Inipun sudah cukup baiklah, saya ingin berada disini saat ini, sekarang juga.

It’s good enough, I want to be here in this moment, right now.

Ajahn Brahm

Tentu saja, masih banyak sekali paparan yang belum saya pahami, apalagi diselami atau dijalani. Meski banyak paparan tampak begitu sederhana, tapi semua itu sungguh tidak mudah dijalani. Semua pemahaman selalu bermuara ataupun menuju ke dalam diri sendiri. Untuk itu, saya ingin merangkum materi dari ‘Letting Go 101’ ini untuk bahan referensi yang bisa saya aksess sewaktu-waktu, dan mudah-mudahan juga berguna bagi orang lain yang berminat.

— 0 —

Isi dari forum diskusi sebagian berisi arahan bhikkhu Ananda, juga tautan-tautan bacaan, audio, dan video dengan topik yang relevan tengan meditasi, termasuk kartun-kartun “Happy Everyday” kumpulan wejangan Ajahn Brahm, terbitan Ehipassiko. Saya sudah mendapat izin dari sahabat saya Handaka Vijjananda, pendiri Ehipassiko Foundation untuk membagikannya secara cuma-cuma di sini.

Kekhawatiran akan masa depan. https://letting-go.blog/2018/10/08/pernik-pernik-pelatihan-meditasi-9-hari-oleh-ajahn-brahm-juli-2018-5/

Panorama Sekitar Jhana Grove. https://letting-go.blog/2019/12/11/pernik-pernik-pelatihan-meditasi-9-hari-oleh-ajahn-brahm-juli-2018-9/

Buddhist Society of Western Australia – Bahasa Indonesia

Dhamma Talks (Bahasa Indonesian Subtitles) Ajahn Brahm (1 – 10 videos)

Podcasts

https://deeperdhamma.podbean.com/e/2019-october-9-day-retreat-for-bodhinyana-singapore-group-0122-ajahn-brahmavamso/

https://suttacentral.net/an10.2/id/anggara

Youtube:

Serial Kartun “Happy Everyday” Terbitan Ehipassiko. Bisa diklik untuk diperbesar. Selamat menikmati.

Perth, Australia Barat – May 2021

Leave a Reply

Discover more from letting go

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading