Saya ikut acara misa Natal di Christ The King Catholic Church di Accra mendampingi istriku. Acara berlangsung dari jam 7:30 sampai jam 10:00 malam. Cukup panjang, relatif lebih lama dari misa Natal di Indonesia, dan juga lebih riang dengan empat grup paduan suara yang menyelingi ritual Natal silih berganti.
Saya memang tidak menjalankan ibadah Natal, tapi saya bisa duduk di dalam gereja dan menikmati jalannya ibadah Natal. Saya ikut berdiri saat diminta berdiri, begitu juga waktu disuruh duduk. Apa yang bisa saya lakukan dalam 2.5 jam? Do nothing. Saya biasanya diam mengheningkan diri, kadang memejam mata, mendengar dan menikmati alunan paduan suara yang indah. Bagi saya, tempat ibadah adalah tempat suci, dimana sepatutnya orang tidak banyak melakukan kegiatan lain selain ibadah atau menghening.
Hari ini hari yang sibuk bagi saya, meski harusnya sudah libur kerja tetapi ada beberapa kerjaan yang harus diselesaikan. Butuh waktu agar kesibukan dalam pikiran memudar dan beralih berada dimana kita berada. Suasana riang di dalam gereja membantu dan juga wajah-wajah ceria dan khusuk dari jemaat gereja yang hadir malam ini. Bahkan ada beberapa yang terlelap. Bagi saya ini adalah pertanda baik, artinya tempat ibadah seharusnya menjadi tempat dimana orang merasa aman dan damai berada di dalamnya.
Pastor yang memimpin ibadah bersuara lembut, menyampaikan pesan Natal yang menurut saya sangat membumi, tentang kegembiraan akan kelahiran Juru Selamat Yesus Kristus, tentang ajakan untuk merayakan Natal dalam keluarga, the family that pray together, stays together. Juga tentang ajakan untuk membangkitkan spiritualitas Natal dengan lebih dalam dengan menyadari kehadiran Tuhan bersama kita. Beliau mengingatkan memudarnya makna Natal yang diartikan sebagai pesta dan belanja. Natal seharusnya mempererat kebersamaan dalam keluarga serta mempererat tali persaudaraan dengan handai taulan. Pesan ditutup dengan harapan Natal membawa kedamaian, kegembiraan dan kebahagiaan bagi umat manusia…
Terasa sekali kemeriahan acara paduan suara gereja ala film Sister Act-nya Whoopi Goldberg. Beberapa lagu-lagu setempat dengan alat musik perkusi yang khas juga ikut menyelingi ibadah Natal. Bahkan, beberapa lagu bernuansa Natal dengan irama jazz ikut dinyanyikan solo oleh seorang bapak paruh baya yang mengundang banyak tepuk tangan dari jemaat.
Seusai misa pastor dan rombongan meninggalkan ruangan. Di jalan keluar, pastor menghampiri seorang ibu tua. Ibu ini kelihatannya sangat gembira. Mereka sempat berbincang sebentar. Saya yang kebetulan juga keluar dari pintu yang sama sempat bersalaman dengan ibu tua ini. Merry Christmas… bisiknya hampir tak terdengar. Merry Christmas… balas saya sambil menggenggam tangan tuanya dan tersenyum…
Malam mulai berlalu, pikiran kesibukan pekerjaan memudar, berganti dengan sedikit banyak keceriaan dan kedamaian. Dan inipun akan berlalu. Pikiran memang selalu seperti itu.
Selamat merayakan Natal bagi keluarga, teman dan kerabat, serta handai taulan yang merayakannya. Damai di bumi, damai di hati….
Sayup-sayup masih terngiang…
Silent night, holy night
All is calm, all is bright
Round yon Virgin, Mother, Mother and Child
Holy infant so tender and mild
Sleep in heavenly peace
Sleep in heavenly…..
Bandara Internasional Kotoka, Accra, Ghana
24 Desember 2019