Sabtu, 14 July 2018 – Hari Pertama (6)
Panduan Meditasi
Pada sesi panduan meditasi malam harinya, Ajahn memberi sedikit panduan dasar meditasi dalam obrolan pagi ini. Kata Ajahn, pertama-tama yang perlu disadari ada tubuh sebelum menyadari gerak pikiran. Pada saat mengambil posisi duduk untuk bermeditasi, luangkan waktu 5 sampai 10 menit untuk mengamati tubuh. Setelah mengambil posisi duduk, pertama-tama perhatian di arahkan pada kaki, apakah cukup nyaman, tidak terlalu tertekuk, coba digeser untuk mendapatkan posisi yang paling nyaman.
Selanjutnya perhatian diarahkan pada pantat, apakah sudah pada posisi yang nyaman di atas bantal, coba sedikit dirubah/digeser posisinya apa lebih nyaman atau sebaliknya. Setelah cukup, perhatian dialihkan pada pungggung, apa tidak terlalu tegang atau terlalu membungkuk, caranya pertama punggung dilurus tegak kemudian dikendorkan sehingga cukup rileks dan nyaman. Kemudian perhatian diarahkan ke bahu, posisi tangan dan kepala. Semua itu dilakukan dengan penuh perhatian.
Setelah badan kita nyaman maka perhatian kita bisa diarahkan untuk menyadari gerak pikiran. Menyadari lebih mengacu pada mengamati tanpa melibatkan diri pada gerak pikiran. Apapun pikiran yang muncul, hanya perlu disadari tanpa harus diikuti. Tentu ini tidak semudah yang kita bayangkan. Pikiran kita sudah sedemikian terbiasa untuk selalu bergerak menanggapi semua sensasi yang diterima oleh indera dan olahan pikiran itu sendiri yang diasupi oleh semua aktifitas fisik dan konsep pemikiran kita.
Karena hanya disadari tapi tidak diikuti, pikiran yang bergejolak seperti kehilangan tenaga, menjadi lebih halus. Setelah aktifitas pikiran cukup tenang, kesadaran menjadi semakin kuat. Sering orang awam beranggapan bahwa orang yang meditasi itu mengosongkan pikiran. Mungkin karena kita sering sulit membedakan antara pikiran dan kesadaran. Pikiran adalah proses berpikir dan merencanakan – ‘doing‘, sementara kesadaran adalah menyadari proses berpikir tadi – ‘knowing‘.
Saat pikiran mulai mengendap, kesadaran akan mulai menguat, perhatian lebih mudah diarahkan dan indera kita menjadi lebih peka. Dalam keheningan kita bisa mendengarkan gerak langkah kaki orang berjalan bahkan gesekan antara kain saat berjalan keluar masuk ruangan.
Saat pikiran sudah mulai mengendap, dengan mudah atau dengan sendirinya kesadaran akan tertuju mengamati keluar masuknya napas, karena hanya aktifitas napas yang kasat pada kesadaran kita saat itu.
Katanya, menyadari atau mengamati keluar masuk napas kita satu satu dikeheningan, sangat indah dan membahagiakan. Katanya lagi, ini baru ‘kulit ari’ kebahagiaan dari pikiran yang mulai hening.
Kalau ada kebahagiaan yang sedemikian sederhana, kenapa kita dengan mudah lewatkannya dan terus mengejar dan melekat pada ‘kebahagiaan-kebahagian’ yang bermata pisau ganda di luar sana?
Accra, Afrika

One thought on “Meditasi Bersama Ajahn Brahm (10) – Sekilas Panduan Meditasi”